Habis Karantina Timbul Kecemasan Sosial, Bagaiman Cara Mengatasinya?
Habis Karantina Timbul Kecemasan Sosial, Bagaiman Cara Mengatasinya? – Lebih dari tiga bulan tidak ada acara bertemu dengan teman, Setelah PSBB di cabut senang senang dan sekaligus cemas.
Kecemasan dan rasa canggung saat berinteraksi dengan orang disebut juga dengan fobia sosial. tetapi , kecemasan ini mungkin akan dialami oleh banyak orang setelah masa karantina dibuka.
“Perubahan dari memiliki pekerjaan dan kehidupan yang sangat sosial, ke tidak ada sama sekali, hanya di rumah saja, bisa berpengaruh pada kesehatan mental. Hal ini juga bisa membuat orang yang biasanya ekstrovert merasa seperti introvert dan kehilangan minat untuk bertemu banyak orang,” ungkap penasihat medis di Click Pharmacy, Jana Abelovska.
“Jika kita sering bergaul dan berinteraksi sosial, sebagian besar ketakutkan kita itu ternyata tidak terbukti. Kita punya kesempatan untuk mencoba berbagai hal dan melihat apa yang bisa membantu mengurangi ketakutan itu,” jelas Emily Anhalt, PsyD, pendiri komunitas kesehatan mental Coa.
Selama pandemi, kita lebih sering bergantung pada diri sendiri dan menghadapi situasi yang tidak jelas. Hal ini akan memperbanyak lagi kecemasan dalam diri.
Untuk mengurangi kecemasan sosial dalam melakukan agenda sosial kita, berikut adalah ada beberapa tips yang mungkin berguna:
1. Mulai perlahan Jika kita punya kecenderungan kecemasan sosial,
jangan langsung melakukan interaksi dengan banyak orang yang belum terlalu dikenal. Masuklah dalam kehidupan sosial secara bertahap. “Setelah karantina berakhir, kita tak bisa lagi menghindar dan terpaksa menghadapi hal yang sebenarnya ditakuti. Jangan langsung menghadapinya sekaligus, mulailah secara santai,” jelas psikiater Dr. Allie R.Shapiro.
2. Bayangkan situasinya Persiapkan acara sosial itu dengan membayangkannya,
Bahkan melakukan permainan peran tentang kekhawatiran spesifik kita. Kita juga bisa berusaha menghadapi acara itu dengan menghadirinya bersama teman yang dipercaya.
3. Takut.
itu wajar Walau orang di sekitar kita tampaknya baik-baik saja dan tidak takut masuk ke situasi normal baru, tak perlu malu dengan reaksi atau kecemasan kita. “Ingatlah, tak pernah ada orang yang membayangkan kita akan berada di pandemic seperi ini. Bahkan para pakar tidak menduga. Jadi, sangat normal untuk merasa cemas dan takut,” kata Shapiro.
4. Sayangi diri Sayangilah diri sendiri
dengan cara mengutamakan kesehatan fisik, melakukan olahraga yang membuat kita senang, atau berbicara dengan sahabat atau keluarga yang kita percaya. “Kita memang tidak bisa menyiapkan diri untuk semua hal, tapi dengan membuat jiwa dan raga kita sehat, maka kita akan lebih siap menghadapi kesulitan di depan,” kata Anhalt.
5. Minta bantuan profesional
Jika kita telah mencoba semua tetapi masih panic dan cemas menghadapi kehidupan sosial, tak ada salahnya minta bantuan profesional, seperti psikolog, psikiater, atau konselor.